Rindu Ayah Yang Sudah Tiada

Halo semua, kesempatan kali ini saya ingin berbagi tentang curhat saya kepada kalian. Biasanya kalau menulis sebuah curhatan perlu sebuah judul, pada curhat saya kali ini mungkin akan saya beri judul Rindu Ayah Yang Sudah Tiada.

Rindu Ayah Yang Sudah Tiada

Segalak apapun ayah kita itu semua adalah terbaik untuk kita semua, memang sewaktu kecil saya sering sekali kena marah oleh beliau karena kelakuan saya yang bisa dikatakan saya adalah anak yang nakal. Karena itulah saya terkena marah oleh sang ayah, galaknya bukan main jika ayah saya sudah marah. Yang paling saya ingat adalah ketika waktu sore menjelang adzan magrib saya selalu di samperin ayah saya ketika sedang asyik main bersama teman saya.

Jika sudah terdengar suaranya dari jauh yang memanggil saya dengan sebutan "dek pulang udah sore" disitu saya dengan rasa takut dan gemetar karena ayah saya membawa sebuah kayu untuk memukul saya, jika waktu menjelang sore saya belum juga ada dirumah. Sebenarnya kayu itu tidak dipukul ke saya jika saya tidak melawan dan berkata "ntar dulu tanggung, dikit lagi selesai mainnya".

Jika sudah begitu melayang dah tuh kayu kekaki saya, hemm rasanya nyes banget, Nangis deh saya kalau sudah begitu hehe. Semua itu beliau lakukan sebenarnya saya tahu untuk kebaikan saya, karena setelah itu saya disuruh untuk mandi lalu berangkat ke musholah dekat rumah untuk menunaikan ibadah shalat maghrib. Seterusnya selalu begitu hingga saya berusia kurang lebih 13 tahun saya tidak pernah lagi dipukul dan hanya dengan omongan saja yang keluar dari mulut beliau untuk menyuruh shalat.

Mungkin beliau sudah menganggap kalau saya ini bukan lagi anak kecil lagi yang sudah tak pantas jika dipukul dengan kayu jika tidak mendengarkan perkataannya. Dan memang dalam islam juga dijelaskan jika anak sudah baligh sudah tidak boleh lagi dipukul dan hanya boleh diperingati saja. Itu semua benar yang ayah saya lakukan dan tidak lagi memukul saya.

Hingga saat ini saya akan selalu teringat tentang apa yang pernah ayah saya lakukan terhadap saya dan itulah cara mendidik anaknya yang hingga saat ini saya selalu teringat tentang itu dan itulah yang membuat saya menjadi manusia yang bisa seperti sekarang ini. Dan kini semua itu hanyalah tinggal kenangan yang akan selalu saya ingat karena sejak agustus 2014 kemarin beliau meninggalkan saya dan keluarga untuk selamanya.

Dan karena kebaikanmu serta cara mendidik anakmu itulah yang membuat saya sangat rindu ayah yang sudah tiada dan kini saya hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk beliau, agar ditempatkan yang paling terbaik disisi allah yang maha kuasa AAMIIN.

Dapatkan Artikel Spesial Terbaru via email:

0 Response to "Rindu Ayah Yang Sudah Tiada"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel